Tips Memutus Lingkaran Setan Kecanduan (Adiksi)
Kita mungkin pernah mendengar tentang beberapa orang yang jatuh bangun dalam meninggalkan candu kebiasaan buruk, Atau mungkin diri kita sendiri yang saat ini yang sedang jatuh bangun dalam kecanduan tersebut? misalnya kecanduan narkoba, pornografi & masturbasi, minuman keras, game online, merokok, judi, dan masih banyak lagi.
Lingkaran setan kecanduan menciptakan pola/siklus/kebiasaan merugikan dari penggunaan zat atau perilaku tertentu yang sulit dihentikan. Awalnya memberikan kenyamanan, namun efek positif menurun dan muncul konsekuensi negatif pada kesehatan dan kejiwaan. Meski menyadari risikonya, kita akan terperangkap dalam siklus tersebut. Jika kita merasa bahwa diri kita sudah terlalu kecanduan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan kepada diri kita sendiri, antara lain
Meluruskan Niat dan Menentukan Tujuan
Hal ini terjadi pada diri saya sendiri, saya berkali kali mendatangi psikolog yang berbeda beda, meminta solusi agar saya dapat berhenti dari kecanduan perilaku tertentu yang membuat hidup saya terpuruk belasan tahun lamanya. Pada beberapa percakapan, saya mendapat kesimpulan yang lumayan menyentil bagi saya. Psikolog itu mengatakan, mungkin belum lurus Niatnya, belum kuat Niatnya, karena niat adalah fondasi dasar dari segalanya.
Kedua, tidak memiliki tujuan saat ingin memutus rantai adiksi. Misalnya, seseorang kecanduan terhadap perilaku tertentu belasan tahun lamanya. Tatkala ia tidak memiliki tujuan yang jelas tentang “kenapa” ia harus meninggalkan perilaku tersebut. Sulit bagi dirinya untuk berhenti dari kecanduan tersebut. Bertujuan untuk “hidup normal seperti orang kebanyakan” saja tidak cukup. Kita harus spesifik dalam merumuskan tujuan kita.
Misalnya, seseorang yang kecanduan game online dan menghabiskan uangnya untuk membeli skin karakter atau item (gacha), ia dapat menentukan sebuah tujuan besar seperti
Tidak ingin lagi menghabiskan uang untuk hal yang tidak baik, karena kelak saya akan mati dan dimintai pertanggungjawaban terhadap harta saya.
Contoh lainnya, bagi seseorang yang kecanduan pornografi dan masturbasi, ia dapat menentukan sebuah tujuan besar
Saya ingin membahagiakan pasangan saya bila saya menikah nanti / membahagiakan pasangan saya saat ini, saya ingin merasakan mencintai wanita seutuhnya, menjadikan mereka subyek untuk dicintai, bukan objek untuk dipakai.
atau
Saya ingin berhenti karena ini dapat merusak otak saya, membuat impotensi, menghabiskan waktu, dan membahayakan masa depan saya.
dan seterusnya
Mencari Tahu Dampak Buruk Adiksi
Semakin kita sadar akan dampak buruk adiksi, semakin besar dorongan untuk meninggalkannya. Kesadaran akan kontribusi tidak langsung terhadap industri yang merugikan dari perilaku atau konsumsi tertentu, semakin memperkuat keinginan untuk menghentikannya.
Menutup Diri dari Trigger (Pemicu)
Putus dan bakar semua jembatan yang dapat menghubungkan diri kita kepada barang atau perilaku yang telah membuat kita menjadi adiksi. Bagi yang adiksi Narkoba misalnya, tutup pintu rapat rapat dari hubungan dan komunikasi kepada para bandar atau bahkan sesama ex Junkies, jangan pernah sendirian, jauhi stress serta lingkungan yang terlibat pada konflik masa lalu.
Bagi pecandu film porno dan masturbasi, mau tidak mau ya harus bersedia untuk menghapus video, film, game, animasi, anime, manga komik, audio, chat-chat, foto dan semua media terfavoritnya. Hapus semua riwayat dan bookmark di browser, dan hapus akun akun di situs situs pornografi.
Bagi pecandu game online dan sosial media misalnya, juga harus berani untuk menghapus atau menguninstall aplikasi aplikasi tersebut. Lalu bagaimana dengan fitur premium, skin, dan yang telah dibeli? untuk sementara hapus aplikasi dulu saja untuk mengurangi kecanduan. Batasi penggunaan, semisal cukup sepekan sekali. Untuk beberapa adiksi, tidak perlu sampai hapus akun.
Jauhi juga trigger (pemicu) lain yang secara tidak langsung dapat membuat kita relapse seperti begadang, kesepian, obrolan dan tontonan yang mengarah kepada hal tertentu, terlalu lama main internet, stress atau depresi, trauma dan luka batin masa lalu, kebosanan, tidak produktif, dan lain lain.
Self Care, Membuat Habbit Baru, Latihan
Tidak perlu semangat berlebihan di awal, perubahan bisa kita lakukan secara perlahan sambil menikmati proses, meskipun membutuhkan waktu lama. Melakukan perawatan diri rutin harian, melibatkan aspek kesehatan spiritual, emosional, dan fisik, setidaknya 5–7 hari dalam seminggu dapat memperkuat diri kita. Mark B. Kastleman, dalam bukunya “Narkoba Milenium Baru,” merekomendasikan penerapan perawatan diri dengan
- Spiritual: Luangkan waktu paling sedikit 15 menit untuk membangun hubungan spiritual yang berarti, bentuk nya dapat bermacam macam seperti ibadah, berdoa, membaca buku inspirasional, membaca kitab suci, meditasi, dan lain lain.
- Emosional: Luangkan waktu paling sedikit 5 menit untuk menulis catatan tentang perasaan kita. Catatan ini merupakan tempat bagi kita untuk menuliskan harapan, masalah, mimpi, cita cita, dan tantangan yang sedang kita alami saat ini. Emosi yang kita pendam suatu saat akan menemukan cara untuk memunculkan diri ke permukaan melalui cara cara lain. Kita dapat memilih, apakah kita mau mengeluarkan emosi kita kedalam catatan itu, ataukah menunggu sampai emosi terpendam itu mengekspresikan dirinya dalam bentuk kemarahan, stress, depresi, penyakit, atau kecanduan.
- Fisik: Habiskan setidaknya 20 menit perhari untuk menikmati latihan fisik yang benar benar dapat kita nikmati dan kita sukai. Lalu perhatikan juga waktu tidur, jangan tidur terlalu malam. Pastikan setiap hari kita mengkonsumsi air putih yang cukup, dan makan makanan bergizi.
Percaya atau tidak, untuk merutinkan kebiasaan ini, kita hanya butuh waktu sekitar 40–50 menit saja dari 24 jam yang kita punya. Cobalah lakukan self care ini selama 5–7 hari kedepan. InsyaAllah akan terasa hasilnya.
Mengurangi Interval (Jarak) Relapse
Mau tidak mau, relapse (kambuh) pasti akan datang. Saya meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang sesaat setelah setelah sadar akan kecanduannya, langsung bisa melepas kecanduan begitu saja untuk selamanya. Hal yang dapat kita lakukan saat ini ialah mengurangi intensitas atau memberi jeda terhadap penggunaan dan perilaku tersebut.
Mungkin pada fase pertama kita hanya bisa bertahan 3 hari, kemudian relapse. Fase kedua mungkin kita akan coba lagi naik untuk bertahan selama 7 hari, kemudian fase ketiga kemudian turun menjadi 4 hari. Tidak apa apa, teruslah berjalan. di Fase selanjutnya kita mungkin dapat eskalasi menjadi 10 hari, kemudian relapse. Dan seterusnya sampai kita benar benar lepas dari adiksi yang kita alami. Jangan lupa untuk evaluasi diri dan cari tahu penyebabnya ketika kita mengalami relapse.
Hooponopono Exercises
Jika mengalami relapse, tidak perlu terlalu stres atau mengisolasi diri karena itu bisa membuat kita terus terpuruk. Yang sudah terjadi tidak perlu disesali berlarut-larut. Seperti yang diungkapkan dalam lagu Bondan Prakoso, “ketika mimpimu tak begitu indah, yasudahlah”.
Yasudahlah, sudah kejadian, mau gimana lagi, yang sudah berlalu biarlah berlalu karena yang ada di hadapan kita saat ini adalah masa sekarang, dan masa depan. Jadi, kunci pentingnya adalah menerima kenyataan tanpa menolak kenyataan (denial).
Saat relapse terjadi, kita juga dapat melakukan Hooponopono Exercise dengan cara:
- Langkah 1: Pengakuan— Katakan pada diri sendiri: Maaf karena telah mengulanginya lagi
- Langkah 2: Memohon Maaf — Katakan: Teruntuk diri ini, mohon maafkanlah
- Langkah 3: Bersyukur — Katakan: Tapi terimakasih ya, karena sudah bisa berjuang sejauh ini, walau belum sempurna
- Langkah 4: Cinta— Katakan: Aku mencintaimu wahai diri, besok kita berjuang lagi ya, yuk bisa yuk
Support System & Bantuan Professional
Sesi terakhir, adalah pembahasan tentang pentingnya support system dan bantuan professional. Dalam menghadapi masalah kecanduan atau perilaku tertentu, memiliki dukungan (support system) dari keluarga, teman, dan bantuan profesional sangat penting. Teman dan keluarga memberikan semangat dan dukungan, sementara ahli kesehatan mental (psikolog/psikiater) membantu dengan saran dan strategi. Bantuan dari mereka tidak bisa di sepelekan, kita tidak dapat berjuang sendirian. kita membutuhkan bantuan mereka. Dengan bantuan mereka, kita bisa membangun kembali hidup yang lebih sehat dan positif.
Saran saya, jangan ragu untuk mencari pertolongan dan berbicara dengan orang-orang yang peduli jika merasa kesulitan, dan jangan lupa untuk melakukan semua cara di atas secara serius, penuh komitmen, serta dengan penuh kesabaran. Semoga langkah langkah tadi dapat memutus lingkaran setan adiksi yang kita alami.